Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Ta’ala. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluarga, dan sahabatnya. Amin
jika kita melihat kehidupan kita yang serba baik dari pada mereka yang menjadi kuli di pasar-pasar maka kita harus bersyukur karna Alloh Ta'ala memberikan suatu nikmat yang besar yaitu nikmat jasmani
dan rohani, dari segi keungan kita lebih lumayan ketimbang mereka yg harus bersusah payah bila mencari uang.
Namun ketika saya bertemu mereka di pasar dan kamipun berbicara banyak mengenai kabarnya kesehatanya dan bagaimana kemajuanya, dan mereka sangat semangat dengan mengatakan Alhamdulillah kami selalu berikhtiar mencari rezeki dari para yg datang (belanja) atau pesuruh lain
dan pendapatan kami jika di hitung dalam sehari terkadang bisa melebihi pendapatan 100rb atau kurang, memang kadang selesai menjelang petang kamipun bergegas pulang mandi dan tinggal merasakan pegal-pegal pungung kami,
inilah resiko kami dalam mencari nafkah yg memang harus seperti ini dan kamipun bersyukur walau tempat kami mencari nafkah sangat berat dan pasti capek hanya kata yang sering kami ucapkan Alhamdulillah kami tetap semangat dan selalu berikhtiar demi istri,anak,agar tetap bisa makan di kampung biarlah kami merasakan lelah capek asalkan anak-anakku dan istriku senang dan tetap bisa melanjutkan sekolah dan kehidupan
dan kamipun selalu berpesan kpd keluargaku yg di kampung selalu doakan bpk yg sedang merantau dikampung orang agar tetap sehat dan tidak lupa akan ibadah agar selalu dimudahkan dalam urusan apapun
setiap pagi ba'da subuh kami sudah mulai menggangkat barang hingga terbenangnya matahari (sore) itu kerjaan yg selalu kami lakukan,
jika badan ini mulai letih atau sakit jika masih sanggup kami pulang dan langsung bergegas pulang jika tdk ya kami hanya sedih bingung, karena jika sakit di temanin keluarga maka kami dirawat walau hanya dirumah, namun jika tidak kami sendirian hanya miris dihati ya memang terkadang teman-temanku yg peduli jika mereka tidak sibuk namun jika sibuk ya begitulah kami seperti anak kecil mengis ditempat sepi
ya itulah mas kehidupan saya makanya seperti mas bersyukur karena masih ada orang yg susah dalam mencari kehidupan makanya banyak banyaklah bersyukur pent-
Jabir Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salalm bersabda:
لاَ تَسْتَبْطِئُوْاالرِّزْقَ, فَإِنَّهُ لَنْ يَمُوْتَ العَبْدُ حَتَّى يَبْلُغَ آخِرَ رِزْقٍ هُوَ لَهُ, فَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ, أَخْذِ الحَلاَلِ وَ تَرْكِ الحَرَامِ
"Janganlah menganggap rezki kalian lambat turun. Sesungguhnya, tidak ada seorang pun meninggalkan dunia ini, melainkan setelah sempurna rezkinya. Carilah rezki dengan cara yang baik (dengan) mengambil yang halal dan meninggalkan perkara yang haram". Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (3239 dan 3241), Al Hakim (II/4), Al Baihaqi (V/264 dan 265), Abu Nu'aim dalam Al Hilyah (III/156-157) dari jalur Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir.
Harta merupakan salah satu fitnah dunia yang paling menonjol. Demi harta, seseorang rela berbuat apa saja asal bisa meraihnya. Tujuan hidupnya, seolah hanya untuk mencapai kesenangan duniawi belaka. Allah telah mensinyalir orang-orang yang seperti ini dalam surat Hud ayat 15-16 :
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَيُبْخَسُونَ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي اْلأَخِرَةِ إِلاَّ النَّارَ وَحَبِطَ مَاصَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّاكَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan".[Hud : 15, 16].
Ridha mereka ditujukan untuk selain Allah, dan kemarahan mereka untuk selain Allah pula. Beginilah keadaan orang yang menggantungkan dirinya kepada hawa nafsunya. Jika memperolehnya, dia senang. Dan jika tidak memperolehnya, dia marah. Dia memperturutkan hawa nafsu dan menjadi budaknya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
"Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai fitnah (cobaan) dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar". [Al-Anfal : 28].
maka wahai kawan semua cerita seorang kuli di atas patut kita jadikan sebuah renungan kita lihat mereka keluh kesah tidak di unkapkan dalam mencari rezeki mereka bersyukur walau kehidapan mencari nafkah seperti itu
namun ada sebagian kita yg justru merasakan kehidupan yg serba baik malah melakukan yg kurang baik seperti,gila dunia,korupsi,menipu,nyolo ng(mencuri milik orang) tidak amanah,dan banyak lainya
padahal kehidupan seperti itu menjerat pribadinya lihat siapa yg lebih pusing di zaman sekarang ini apakah orang kaya atau si miskin?
ternyata kebanyakan si kaya atau yg kehidupanya serba baik
namun ketika melihat mereka yg susah dalam mencari nafkah mereka justru melihatkan kegembiraanya walau kenyataanya mereka lebih susah dari pada kita
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan perilaku semacam ini sebagaimana tersebut dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwa Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
"Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram". [HR Bukhari].
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah menyampaikan ancaman terhadap orang-orang yang memakan harta yang haram. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
"Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya". [HR Ahmad dan Ad Darimi].
Di dalam Al Qur’an, Allah marah terhadap orang-orang Yahudi, karena sifat mereka yang suka memakan harta haram. Allah berfirman:
سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ
"Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, (lagi) banyak memakan yang haram". [Al Maidah:42].
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat menekankan agar umatnya mencari harta yang halal. Pasalnya, ada dua pertanyaan yang terarah berkaitan dengan harta itu, tentang asal harta dan bagaimana membelanjakannya. Dalam hadits Abu Barzah Al Aslami Radhiyallahu 'anhu, beliau bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا وَضَعَهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ
"Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sampai ia ditanya tentang empat perkara. (Yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang jasadnya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan kemanakah ia meletakkannya, dan tentang ilmunya, apakah yang telah ia amalkan". [HR At Tirmidzi dan Ad Darimi].
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada kita dalam banyak hadits, urgensi mencari rezeki yang halal ini. Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salalm bersabda (artinya): Tidak ada satu pun amalan yang mendekatkan kalian ke surga, melainkan telah aku perintahkan kalian kepadanya. Dan tidak ada satu pun amalan yang mendekatkan kalian ke neraka, melainkan aku telah melarang kalian darinya. Janganlah kalian menganggap rezeki kalian terhambat. Sesungguhnya, Malaikat Jibril telah mewahyukan ke dalam hati sanubariku, bahwa tidak ada seorang pun meninggalkan dunia ini, melainkan setelah sempurna rezekinya. Bertakwalah kamu kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan cara yang baik. Jika ada yang merasa rezekinya terhambat, maka janganlah ia mencari rezki dengan berbuat maksiat, karena karunia Allah tidaklah di dapat dengan perbuatan maksiat. [HR Al Hakim dan selainnya].
Sebagian orang ada yang berprinsip, carilah harta sebanyak-banyaknya meski dengan cara-cara yang haram, seperti korupsi, suap, penipuan, kecurangan dan lainnya. Nanti setelah terkumpul harta yang banyak, baru berbuat baik, bersedekah dan lain sebagainya. Prinsip dan anggapan seperti ini jelas salah. Sebab Allah Maha Baik dan tidak menerima, kecuali yang baik-baik.
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ جَمَعَ مَالاً حَرَامًا ثُمَّ تَصَدَّقَ بِهِ لَمْ يَكُنْ لَهُ فِيْهِ أَجْرٌ وَ كَانَ إِصْرُهُ عَلَيْهِ
"Barangsiapa mengumpulkan harta haram kemudian menyedekahkannya, maka ia tidak memperoleh pahala darinya dan dosanya terbebankan pada dirinya". Hadits shahih lighairihi, diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (3367) dari jalur Darraj Abu Samah dari Ibnu Hujairah dari Abu Hurairah.
maka wahai kawan patut kita bersykur kpd Alloh Azza Wa Jallah yg telah memberikan kenikmatan dalam mencari nafkah sebagian kita ada yg berkerja,berdagang dll, mari kita syukuri apa yg telah kita rasakan
terkadang kita sering mengeluh dengan kehidupan
jadilah diri yg semangat walau kondisi kita dalam mencari nafkah penuh dengan rintangan banyaklah bersyukur apa yg telah kita usahakan
demikian semoga kisah nyata dari mereka yg tetap semangat dalam mencari kehidupan walau sangat berisiko menjadikan sebuah motivasi untuk diri kita agar selalu semangat dan bersyukur
Penulis
Pedagang Sukses Mandiri
Namun ketika saya bertemu mereka di pasar dan kamipun berbicara banyak mengenai kabarnya kesehatanya dan bagaimana kemajuanya, dan mereka sangat semangat dengan mengatakan Alhamdulillah kami selalu berikhtiar mencari rezeki dari para yg datang (belanja) atau pesuruh lain
dan pendapatan kami jika di hitung dalam sehari terkadang bisa melebihi pendapatan 100rb atau kurang, memang kadang selesai menjelang petang kamipun bergegas pulang mandi dan tinggal merasakan pegal-pegal pungung kami,
inilah resiko kami dalam mencari nafkah yg memang harus seperti ini dan kamipun bersyukur walau tempat kami mencari nafkah sangat berat dan pasti capek hanya kata yang sering kami ucapkan Alhamdulillah kami tetap semangat dan selalu berikhtiar demi istri,anak,agar tetap bisa makan di kampung biarlah kami merasakan lelah capek asalkan anak-anakku dan istriku senang dan tetap bisa melanjutkan sekolah dan kehidupan
dan kamipun selalu berpesan kpd keluargaku yg di kampung selalu doakan bpk yg sedang merantau dikampung orang agar tetap sehat dan tidak lupa akan ibadah agar selalu dimudahkan dalam urusan apapun
setiap pagi ba'da subuh kami sudah mulai menggangkat barang hingga terbenangnya matahari (sore) itu kerjaan yg selalu kami lakukan,
jika badan ini mulai letih atau sakit jika masih sanggup kami pulang dan langsung bergegas pulang jika tdk ya kami hanya sedih bingung, karena jika sakit di temanin keluarga maka kami dirawat walau hanya dirumah, namun jika tidak kami sendirian hanya miris dihati ya memang terkadang teman-temanku yg peduli jika mereka tidak sibuk namun jika sibuk ya begitulah kami seperti anak kecil mengis ditempat sepi
ya itulah mas kehidupan saya makanya seperti mas bersyukur karena masih ada orang yg susah dalam mencari kehidupan makanya banyak banyaklah bersyukur pent-
Jabir Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salalm bersabda:
لاَ تَسْتَبْطِئُوْاالرِّزْقَ, فَإِنَّهُ لَنْ يَمُوْتَ العَبْدُ حَتَّى يَبْلُغَ آخِرَ رِزْقٍ هُوَ لَهُ, فَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ, أَخْذِ الحَلاَلِ وَ تَرْكِ الحَرَامِ
"Janganlah menganggap rezki kalian lambat turun. Sesungguhnya, tidak ada seorang pun meninggalkan dunia ini, melainkan setelah sempurna rezkinya. Carilah rezki dengan cara yang baik (dengan) mengambil yang halal dan meninggalkan perkara yang haram". Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (3239 dan 3241), Al Hakim (II/4), Al Baihaqi (V/264 dan 265), Abu Nu'aim dalam Al Hilyah (III/156-157) dari jalur Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir.
Harta merupakan salah satu fitnah dunia yang paling menonjol. Demi harta, seseorang rela berbuat apa saja asal bisa meraihnya. Tujuan hidupnya, seolah hanya untuk mencapai kesenangan duniawi belaka. Allah telah mensinyalir orang-orang yang seperti ini dalam surat Hud ayat 15-16 :
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَيُبْخَسُونَ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي اْلأَخِرَةِ إِلاَّ النَّارَ وَحَبِطَ مَاصَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّاكَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan".[Hud : 15, 16].
Ridha mereka ditujukan untuk selain Allah, dan kemarahan mereka untuk selain Allah pula. Beginilah keadaan orang yang menggantungkan dirinya kepada hawa nafsunya. Jika memperolehnya, dia senang. Dan jika tidak memperolehnya, dia marah. Dia memperturutkan hawa nafsu dan menjadi budaknya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
"Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai fitnah (cobaan) dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar". [Al-Anfal : 28].
maka wahai kawan semua cerita seorang kuli di atas patut kita jadikan sebuah renungan kita lihat mereka keluh kesah tidak di unkapkan dalam mencari rezeki mereka bersyukur walau kehidapan mencari nafkah seperti itu
namun ada sebagian kita yg justru merasakan kehidupan yg serba baik malah melakukan yg kurang baik seperti,gila dunia,korupsi,menipu,nyolo
padahal kehidupan seperti itu menjerat pribadinya lihat siapa yg lebih pusing di zaman sekarang ini apakah orang kaya atau si miskin?
ternyata kebanyakan si kaya atau yg kehidupanya serba baik
namun ketika melihat mereka yg susah dalam mencari nafkah mereka justru melihatkan kegembiraanya walau kenyataanya mereka lebih susah dari pada kita
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan perilaku semacam ini sebagaimana tersebut dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwa Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
"Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram". [HR Bukhari].
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah menyampaikan ancaman terhadap orang-orang yang memakan harta yang haram. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
"Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya". [HR Ahmad dan Ad Darimi].
Di dalam Al Qur’an, Allah marah terhadap orang-orang Yahudi, karena sifat mereka yang suka memakan harta haram. Allah berfirman:
سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ
"Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, (lagi) banyak memakan yang haram". [Al Maidah:42].
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat menekankan agar umatnya mencari harta yang halal. Pasalnya, ada dua pertanyaan yang terarah berkaitan dengan harta itu, tentang asal harta dan bagaimana membelanjakannya. Dalam hadits Abu Barzah Al Aslami Radhiyallahu 'anhu, beliau bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا وَضَعَهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ
"Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sampai ia ditanya tentang empat perkara. (Yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang jasadnya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya darimana ia mendapatkannya dan kemanakah ia meletakkannya, dan tentang ilmunya, apakah yang telah ia amalkan". [HR At Tirmidzi dan Ad Darimi].
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan kepada kita dalam banyak hadits, urgensi mencari rezeki yang halal ini. Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salalm bersabda (artinya): Tidak ada satu pun amalan yang mendekatkan kalian ke surga, melainkan telah aku perintahkan kalian kepadanya. Dan tidak ada satu pun amalan yang mendekatkan kalian ke neraka, melainkan aku telah melarang kalian darinya. Janganlah kalian menganggap rezeki kalian terhambat. Sesungguhnya, Malaikat Jibril telah mewahyukan ke dalam hati sanubariku, bahwa tidak ada seorang pun meninggalkan dunia ini, melainkan setelah sempurna rezekinya. Bertakwalah kamu kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan cara yang baik. Jika ada yang merasa rezekinya terhambat, maka janganlah ia mencari rezki dengan berbuat maksiat, karena karunia Allah tidaklah di dapat dengan perbuatan maksiat. [HR Al Hakim dan selainnya].
Sebagian orang ada yang berprinsip, carilah harta sebanyak-banyaknya meski dengan cara-cara yang haram, seperti korupsi, suap, penipuan, kecurangan dan lainnya. Nanti setelah terkumpul harta yang banyak, baru berbuat baik, bersedekah dan lain sebagainya. Prinsip dan anggapan seperti ini jelas salah. Sebab Allah Maha Baik dan tidak menerima, kecuali yang baik-baik.
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ جَمَعَ مَالاً حَرَامًا ثُمَّ تَصَدَّقَ بِهِ لَمْ يَكُنْ لَهُ فِيْهِ أَجْرٌ وَ كَانَ إِصْرُهُ عَلَيْهِ
"Barangsiapa mengumpulkan harta haram kemudian menyedekahkannya, maka ia tidak memperoleh pahala darinya dan dosanya terbebankan pada dirinya". Hadits shahih lighairihi, diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (3367) dari jalur Darraj Abu Samah dari Ibnu Hujairah dari Abu Hurairah.
maka wahai kawan patut kita bersykur kpd Alloh Azza Wa Jallah yg telah memberikan kenikmatan dalam mencari nafkah sebagian kita ada yg berkerja,berdagang dll, mari kita syukuri apa yg telah kita rasakan
terkadang kita sering mengeluh dengan kehidupan
jadilah diri yg semangat walau kondisi kita dalam mencari nafkah penuh dengan rintangan banyaklah bersyukur apa yg telah kita usahakan
demikian semoga kisah nyata dari mereka yg tetap semangat dalam mencari kehidupan walau sangat berisiko menjadikan sebuah motivasi untuk diri kita agar selalu semangat dan bersyukur
Penulis
Pedagang Sukses Mandiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar