Sabtu, 17 November 2012

Kisah inspirasi dari teman pedagang Bubur sumsum

~Kisah inspirasi dari teman pedagang Bubur sumsum~
Bagian 1
Penulis WAWAN
Oleh: Pedagang Sukses Mandiri 

kisah ini patut saya angkat di status ini, agar kita dapat melihat betapa semangatnya sesorang yg berusaha untuk bangkit dari pengangguran dan j
uga dapat memotivasi untuk kita semua,

Bismillah.....
sore itu saya di undang oleh kawan sebut saja (mas tris) beliau seorang pedagang Bubur sumsum, dikala hujan saya sempatkan untuk datang kerumahnya,

beliau dagang dengan menggunakan motor, saya salut dengan semangat dan gigihnya dalam usaha, berangkat sekitar pagi,dan juga sore beliau berangkat,

beliau banyak bercerita tentang sebelum dia dagang bubur sumsum, dengan sedikit mengeluarkan air matanya beliau bercerita tentang dulunya kpd saya,

beliau bercerita dulu seorang pekerja di travel, beliau mengatakan untuk bisa di bilang hasil sekitar 2 tahun baru ada hasil dari trevel 
dan di saat perkembangan jaman dan bertambahnya waktu, akhirnya bangrut.!

dan setelah sudah tdk ada kegiatan kerja beliau mencoba dagang dengan mengunakan sepeda bisa,

pertama kali beliau dagang, ada sedikit malu bahkan ketika beliau mulai keliling ke komplek2 di saat ada yg mangil, 
mas bubur apa yg terjadi ?
beliau kabur karena gak PD-nya, seiring waktu beliau mencoba berpikir tentang dagangnya, ucap beliau kalau saya begini terus setiap ada pembeli kabur kaburan, maka apa yg akan saya hasilkan 

setelah beliau mencoba untuk PD ke esokanya mencoba keliling ketempat yg sama ,

namun di saat beliau sudah yakin dan PD untuk bisa melayani pembeli dengan mengunakan sepeda bisa ternyata oh ternyata,
daganganya sepi hingga menjelang siang dia mengatakan kpd saya dengan sedikit sedih karena sudah berkeliling ternyata tdk ada pembeli .

setiap hari beliau mencoba semangat dan terus berkeliling namun begitu juga, setiap kali beliau duduk termenung dan setiap jam beliau selalu membuka pancinya,

setiap membuka pancinya ternyata masih ada, dan sejam kemudian dibuka lagi buburnya masih ada, dan terus setiap beliau dagang seperti itu tdk pernah habis, mulailah sedih, karena keseringanya membuang Bubur sumsum.

Bersambung............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar